Mengelola anak agar berpuasa dengan sehat sesuai dengan masa pertumbuhannya memiliki dua prinsip utama, yaitu hidrasi dan gizi yang adekuat sesuai dengan fisik anak dan tingkat aktivitasnya. Sebelum mencapai masa pubertas, sekitar usia 7 atau 8 tahun, anak-anak sudah bisa mulai dilatih untuk berpuasa secara bertahap.


Bagi umat Muslim, pengajaran agama kepada anak sebaiknya dimulai sejak dini. Namun, banyak orang tua yang khawatir jika anak mereka berpuasa karena takut akan mengganggu energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, terutama dengan tingkat aktivitas yang tinggi. Namun, perlu dipahami bahwa metabolisme energi yang tinggi pada anak-anak bisa menyebabkan penggunaan cadangan energi yang lebih cepat terhabiskan, terutama glukosa, sehingga sumber lemak dan protein pada otot akan diaktifkan.


Namun, hal ini hanya mungkin terjadi pada puasa yang panjang tanpa asupan nutrisi yang seimbang, terutama pada anak-anak yang sedang masa pertumbuhan. Puasa sebenarnya sangat penting bagi anak-anak, tidak hanya untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan. Salah satu manfaatnya adalah mengistirahatkan sistem pencernaan dan memberikan waktu bagi tubuh untuk melakukan detoksifikasi setelah hampir setahun menjalankan fungsi metabolik dan sistem pencernaan.

Selain itu, puasa juga dapat membantu dalam menjaga berat badan agar tidak berlebihan atau menghindari obesitas, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan metabolik di masa depan. Selain itu, berpuasa juga dapat meningkatkan ketenangan dan disiplin anak, karena menjalankan syariat yang diberikan dengan baik dapat diterima dengan baik oleh pikiran mereka.

Ada beberapa tips pada anak yang sedang belajar puasa, yaitu:

Hidrasi

Hidrasi sangat penting untuk kesehatan anak-anak. Pastikan mereka tetap terhidrasi dan minum banyak air selama jam nonpuasa. Jika anak tidak terlalu suka makan buah, jus organik dan minuman berbasis yoghurt bisa menjadi alternatif yang baik. Namun, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar konsumsi jus tidak lebih dari 12 oz (350 ml) per hari karena jus mengandung banyak gula. Lebih baik memberikan buah utuh karena memiliki serat dan lebih banyak nutrisi yang tersedia.

Selain itu, minuman berbasis air, susu, dan yogurt seperti buttermilk adalah pilihan yang lebih baik untuk hidrasi daripada jus. Mereka juga bisa lebih disukai oleh anak-anak yang sulit minum air. Untuk menjaga tingkat energi, disarankan untuk memberikan salad buah selama sahur dan makanan berbuka puasa. Buah seperti semangka, serta buah dan sayuran lainnya yang mengandung banyak air, juga dapat membantu dalam rehidrasi tubuh.

Makanan Bersumber Protein Tinggi

Makanan bersumber protein tinggi sangat penting untuk sahur anak-anak. Pastikan anak-anak mendapatkan awal yang tepat dengan sahur yang kaya akan protein. Anjuran tersebut meliputi konsumsi makanan seperti selai kacang, keju, yogurt, atau susu, yang merupakan sumber protein yang baik. Selain itu, tambahkan kacang-kacangan, terutama almond, ke dalam menu sahur karena kandungan protein dan karbohidrat di dalamnya. Protein lain yang penting adalah telur dan produk susu lainnya.

Untuk anak yang mengalami intoleransi laktosa, yang merupakan sensitivitas terhadap makanan yang mengandung laktosa dan kadang-kadang gandum, pilihan alternatif seperti susu kedelai dapat dipertimbangkan. Telur orak-arik, roti panggang, pancake, dan daging asap juga merupakan pilihan yang baik untuk dimasukkan ke dalam menu sahur anak-anak yang membutuhkan asupan protein yang cukup.

Tingkatkan Asupan Serat

Tingkatkan asupan serat dengan mengonsumsi kurma dan salad buah sebagai alternatif pembuka yang baik bagi anak. Kandungan serat pada kurma dan salad buah membantu dalam pencernaan gula secara bertahap di dalam sistem pencernaan anak. Selain itu, konsumsi serat juga dapat memperlambat rasa kenyang, mendorong anak untuk terus makan. Namun, penting untuk membatasi atau bahkan menghindari konsumsi gula sederhana seperti fruktosa dan sukrosa (gula meja) agar anak tidak mengalami peningkatan kadar gula yang tinggi setelah berbuka atau selama berpuasa, yang dapat menyebabkan obesitas. Disarankan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam menu berbuka dan sahur anak.

Hindari Makanan Berlebihan Dan Yang Pedas Dan Tinggi Kadar Garam

Kalimat tersebut bermaksud untuk menyarankan agar menghindari konsumsi makanan berlebihan, makanan yang pedas, dan makanan tinggi kadar garam. Sebaliknya, disarankan untuk memberikan makanan secara bertahap sepanjang waktu berbuka hingga sahur, dimulai dari makanan ringan saat berbuka, makanan berat setelah magrib, dan camilan setelah tarawih. Menu sahur yang dianjurkan adalah yang tinggi protein dan karbohidrat kompleks, seperti gandum dan sereal, serta minuman berbasis susu seperti susu dan yogurt untuk mengoptimalkan energi anak. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proses pencernaan anak tidak terganggu dan agar terjaga hidrasi tubuhnya.

Batasi Aktivitas Fisik Khususnya Yang Berkontak Langsung Dengan Matahari. 

Untuk membatasi aktivitas fisik, terutama yang melibatkan kontak langsung dengan sinar matahari, maka hal ini penting untuk menjaga agar anak tetap terhidrasi dengan baik. Anjuran tersebut juga menyarankan untuk lebih banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan dan mengoptimalkan aktivitas yang tidak terlalu banyak menghabiskan energi. Ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan masalah kesehatan lainnya yang dapat disebabkan oleh terlalu banyak terpapar sinar matahari dan kelelahan fisik.

 

Demikian penjelasan mengenai “Tips Mengelola Anak Agar Berpuasa dengan Sehat dan Efektif” Semoga berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.


Sumber: Tips Mengelola Anak Agar Berpuasa dengan Sehat dan Efektif

Image: https://tinyurl.com/4z5zh5tb